Dahsyatnya Energi Usia Muda


 Masa muda adalah masa yang berlimpah energi. Limpahan energi tersebut paling tidak mempunyai dua dampak, yaitu : pemercepat jalan kesuksesan atau malah menjadi pemercepat jalan kerusakan dan kegagalan. Jika energi itu tersalur di jalan yang benar, kesuksesan hidup akan mudah diraih oleh para pemuda. Namun jika kelimpahan energi itu justru tersalur di jalan yang salah, kerusakan akan menghantui masa depan para pemuda.
            Ada banyak contoh kaum muda yang bisa memanfaatkan potensinya dengan baik, dia pun menjadi anak muda yang punya prestasi jauh lebih hebat ketimbang orang yang usianya mungkin lebih tua dari dirinya. Kreativitas yang mengalir deras dapat diarahkan dengan baik sehingga jadilah dia kekuatan yang luar biasa. Tentu kita tak asing dengan banyaknya kaum muda yang sukses dalam bidang entrepreneurship, yang meski makin belia tapi usahanya mampu menyerap ribuan tenaga kerja dan produknya sudah menembus pasar mancanegara. Kita juga pasti pernah mendengar kaum muda yang sukses dalam bidang akademis, yang mampu membawa nama Indonesia di kancah kompetensi ilmiah tingkat internasional. Kita juga pasti tak asing dengan para olahragawan negeri ini yang berkali-kali mengharumkan nama bangsa di kancah kejuaraan dunia.
            Ini menunjukkan betapa kaum mudah punya potensi yang sangat besar jika energinya bisa tersalur dijalan yang positif. Tentu saja akan jauh berbeda hasilnya, jika energi itu justru tersalur di jalan yang salah. Betapa mirisnya saat mendengar beberapa remaja telah kehilangan nyawa karena korban tawuran antarsiswa. Betapa sedihnya saar mendengar kabar tingginya persentase anak muda yang melakukan hubungan seks pranikah. Betapa sedihnya membaca kabar kasus aborsi, pornografi, free sex, miras, narkoba, yang hampir tiap tahun selalu menyesaki dada.
            Masa muda itu karunia, yang juga bisa menjadi ujian. Kekuatan yang masih tersimpan, tenaga yang masih hebat, ibarat pedang yang sangat tajam. Tajamnya pedang bisa menjadi karunia, tapi juga bisa sangat berbahaya. Begitu pun tubuh kaum muda, ia hanyalah senjata. Senjata hanyalah benda netral. Ia tidak bisa dijustifikasi sebagai benda yang baik atau buruk. Yang membuatnya jadi baik atau buru adalah pengendalinya. Jika pedang dikendalikan oleh manusia, raga tentu punya pengendali abadi, yakni hati. Jika hati baik, baiklah perilaku raga. Jika hati berpenyakit, raga pun melakukan tindakan yang buruk.
            Begitu pula dengan masa muda. Kekuatan dan energi prima yang tersimpan dalam diri seorang pemuda bisa jadi memuliakan, bisa juga menghinakan pemiliknya. Jika energi prima itu justru digunakan untuk aktivitas yang tercela, yang mendurhakai aturan Tuhan, itu ibarat pedang yang membunuh dirinya.
            Itulah kenapa sering kali saya menyarankan, mumpung masih muda, bersibuk dirilah dengan banyak hal yang kita percaya bisa menghebatkan masa depan kita. Jangan ada sedikit pun waktu luang yang tak terisi dengan hal baik. Karena waktu luang itu sangat rawan terisi dengan hhal negatif. Percayalah selalu, jika waktu tak terisi dengan sesuatu yang konstruktif, ia sangat rawan terisi dengan hal-hal yang destruktif.
            Para anak muda yang hidupnya tak banyak disibukkan dengan tanggung jawab dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, cenderung mengisi waktu luang yang ada dengan hal-hal yang tak membangun. Di sinilah bahayanya. Awalnya mungkin hanya coba-coba, lama-lama jadi terbiasa. Jadilah ia karakter yang tak mudah diubah.
            Maka, mewaspadai masa muda adalah pilihan yang sangat bijak. Jika masa ini sudah terenggut oleh kebobrokan karakter, usia berikutnya biasanya sangat sulit membenahi diri. Manfaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana Rasulullah telah menasihatkan petutur yang sangat bijak, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara:waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. Masa luangmu sebelum masa sibukmu. Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR Al-Hakim)

            Saya mengenal banyak orang uang usianya masih sangat muda tapi bermental jauh lebih dewasa: hidupnya mandiri, ucapannya bijak, kalimatnya semangat, hidupnya penuh gairah, jarang mengeluh, dia malu jadi benalu, aktifitasnya prestatif, hidupnya sangat kontributif, dia mengispirasi banyak orang di sekitarnya. Dan percayalah, anak muda seperti inilah yang jauh lebih dibutuhkan oleh nehgerinya, bangsanya dan sesamanya.

By : Ahmad Rifa'i Rif'an

0 komentar:

JEJAK DAKWAH

Tinggalkan Jejak Dalam Jalan Dakwahmu