“Apakah semua cinta itu suci ?” tanya
seorang mahasiswa semester akhir yang saat itu sangat antusias mengikuti
seminar “Proposal Cinta”. Beberapa saat sebelumnya, mahasiswa tersebut menemui
saya secara pribadi untuk bercerita tentang perasaan yang hadir dalam jiwanya. Dia
gelisah dengan perasaan yang menggelayutinya beberapa saat terakhir. Dari ceritanya
saya tahu, mahasiswa ini luar biasa, aktif dalam kegiatan dakwah kampusnya,
bahkan setahun yang lalu dia terpilih sebagai ketua umum organisasi Islam di
kampusnya.
Belum
sempat saya jawab, dia lantas melanjutkan pertanyaannya,”Jika ada cinta yang
buruk, bagaimanakah menjaga kesucian cinta di usia muda kami yang bagi
kebanyakan orang sangat rawan dengan virus merah jambu ini ?”
Untuk
menjawab pertanyaan-pertamanya, saya tertarik untuk mengutip sebuah syair indah
yang diungkapkan oleh Ibn Hazm.
Kapankah
Muhammad mengharamkan cinta ?
Dan apakah dia menghina umatnya yang
jatuh cinta ?
Janganlah
kau berlagak mulia,
Dengan menyebut
cinta sebagai dosa.
-Ibn
Hazm
Syair
Ibn Hazm, yang tercantum dalam buku Di Bawah Naungan Cinta tersebut, merupakan
sindiran telak bagi mereka yang salah dalam memahami cinta. Tak ada cinta yang
buruk. Tak ada cinta yang salah. Tak ada cinta yang haram. Cinta adalah fitrah
dari Tuhan atas seluruh makhluk-Nya. Cinta adalah kesucian yang kehadirannya
menghajatkan sucinya diri manusia. Jika kau mencintai seseorang yang justru
membuat dirimu durhaka kepada Tuhan, percayalah bahwa itu bukan cinta. Selamanya
, cinta itu suci. Selamanya, cinta hanya mengajak pada ketaatan kepada
Pencipta.
Jika
ada cinta yang melebihi cinta kita kepada-Nya, segera “kurban”-kan cinta itu,
sehingga tak ada lagi cinta lain yang melebihi cinta kita kepada-Nya. Ketika kau
memutuskan untuk mencintai seseorang, pastikan bahwa kau mencintainya karena
kau sangat mencintai Penciptanya. Itulah cinta yang kelak akan membawamu pada
kebahagiaan hidup. Karena kesengsaraan adalah ketika kau mencintai seseorang
yang membuat cintamu kepada-Nya terus berkurang.
Cinta
terbaik adalah ketika kau mencintai seorang kekasih yang membuat imanmu
mendewasa, takwamu bertumbuh dan cintamu kepada-Nya juga bertumbuh. Cinta terbaik
adalah saat kau mencintai seseorang yang membuat akhlakmu makin indah, jiwamu
makin damai, hatimu makin bijak. Dia jadi penegur saat taatmu luntur. Dia jadi
oenasihat saat kau maksiat. Dia jadi pelipur saat semangatmu lebur. Ya, dialah
cinta terbaik, yang tak hanya ingin bersamamu didunia, tapi juga bertemu
kembali di surga.
By :Ahmad Rifa'i Rif'an
0 komentar: